Selasa, 12 September 2023

Catatan Untuk Anakku

Kuyakini bahwa sesungguhnya ketiga anakku adalah titipan Tuhan untuk kami bimbing ajari, sebagai respon atas kasih Tuhan bagi keluarga kami. Berbagai kenangan hidup mewarnai perjalanan kami, yang membuat indahnya persekutuan kami dengan Tuhan.

Diawali masa perkenalan, pacaran dan penjajakan untuk hidup berumahtangga bersama isteriku selama hampir 7 tahun. Kegiatan bersama di naposobulung HKBP Immanuel Pekanbaru II, yang ketika itu menghadapi proses krisis HKBP, telah menumbuhkan sikap saling mengenal dan memahami diantara kami berdua, walau mungkin itu hanya usaha sendiri-sendiri untuk bisa saling menerima.

Dan tepat pada Sabtu 23 Maret 2002, bertempat di gereja HKBP Balige, kami mengikat janji dihadapan Tuhan untuk membangun sebuah rumahtangga baru, dan mendasarkannya kepada Tuhan semata. Pelaksanaan adat Batak di gedung Serba Guna persis di belakang gereja tersebut, sebagai wujud rasa syukur pada Tuhan, sekaligus ungkapan pemberkatan secara adat, tradisi sosial kemasyarakatan yang kami jalani. Disaksikan dan diberkati pihak hulahula, tulang, tulang rorobot, bona tulang, dongan tubu, dan semua pihak yang menjadi saksi awal 'bangunan keluarga' tersebut.

Tidak lama berselang, kami pilih Pekanbaru sebagai tempat bermastautin, menjalani hidup sebagai sebuah keluarga baru, dan melakukan sosial kemasyarakatan adat, gereja dan lainnya. Tinggal sebuah rumah petak kontrakan di Jl Selamat ujung. Istriku bekerja di Oriental Fiberglas, sementara saya di perusahaan Farmasi PT. Dexa Medica. Hari hari kami jalani sebagaimana umumnya keluarga baru.

Nathania Sumihar Siahaan
 Kehidupan bergereja yang kami ikuti bersama selama naposobulung terus berlanjut dengan punguan Koor Gabungan Immanuel. Ketika melaksanakan latihan koor dirumah P. Manik/br Sihombing, di Jl. Lily Sabtu 5 April 2003 pada isteriku terjadi sesuatu yang tidak kami mengerti. Konon kata ibu-ibu yang bersama kami menyebut sebagai pecah ketuban. Malam itu juga kami menuju bidan Purba, yang sebelumnya terus menjadi konsultan kehamilan isteriku. Dan atas saran bidan tersebut, kami malam itu juga langsung menuju Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru. Pikiran panik mulai menyerang isteriku, sementara saya yang tidak memahami dan tidak merasakan kondisi yang dihadapi isteriku hanya berbuat apa yang bisa kami lakukan. Dan ketika di Rumah Sakit, setelah diperiksa petugas jaga, kami di sarankan istirahat. Dalam kelelahan malam itu, sembari saya mendampingi isteriku, kami berbincang hal rencana pilihan nama kelak bagi bayi kami. Berbagai pikiran muncul, namun kelelahan lebih berpihak dan membuatku tertidur.

Esok harinya, Minggu 6 April, sebagaimana biasanya dokter ahli kebidanan libur. Dokter jaga hanya dokter umum, didampingi para bidan yang bertugas. Setelah isteri saya diperiksa satu harian persis kami tinggal dan menginap di rumah sakit tersebut. Dan proses untuk melahirkan akan dilakukan pada Senin besoknya.

Dan benar, setelah diberikan obat perangsang untuk melahirkan, maka anakku yang pertama, lahir pada Senin 7 April 2003 sekitar pukul 17.00. Kelahirannya disambut gemuruh dan petir yang menggelegar sangat kuat. Walaupun kuatnya hujan dan gemuruh sore itu, namun kebahagiaanku menjadi seorang ayah sangat terlihat jelas. Melihat anakku yang masih merah, seolah tak kuperdulikan isteriku yang sakit baru melahirkan. Proses selama kelahiran itulah mendorong kami untuk menjadikan nama anak kami sebagai 'Nathan' yang artinya diberkati Tuhan. Dan menujukkan sebagai perempuan kami lengkapi dengan 'nia'. Jadi lengkaplah namanya Nathania. Sore itu juga berita kelahiran anak kami tersebut kami sebarkan kepada seluruh keluarga.

Sebagai anak pertama, kehormatan kepada opungnya tentu kami juga tempatkan dengan pemberian nama cucunya tersebut. Dan nama yang diberikan adalah Sumihar, yang artinya semakin cerah ceria. Namun kesepakatan kami berdua menempatkannya pada nama yang kedua. Dan itulah yang kami lakukan pembabtisan di HKBP Balige, Desember 2003.

Paulus Jeremy Siahaan
Kenangan pada anak kami yang kedua, tepat pada Minggu 30 Januari 2006, dalam kondisi yang sangat berat hendak melahirkan, pukul 06.00 dengan menaiki sepeda motor kami menuju klinik bersalin Bethania, praktek bidan Purba yang tidak jauh dari rumah, sekaligus konsultan kehamilan isteriku. Dan setelah diperiksa, ternyata benar akan melahirkan hari itu juga. Dan tanpa banyak pertimbangan lagi, tepat pukul 10.00, saya saksikan sendiri proses kelahiran anak kami yang kedua. Ketika bidan tersebut menanya namanya, spontan saya jawab namanya 'Paulus'. Sore hari itu juga, sekitar pukul 17.00 kami meninggalkan klinik bersalin tersebut. Suasana bahagia kami dengan sepasang anak yang akan memberi kebahagiaan buat keluarga.

Dan ketika hendak dibaptis di HKBP Immanuel, isteriku menambah namanya dengan 'Jeremy'. Dan lengkaplah dibaptis dengan nama 'Paulus Jeremy Siahaan'.

Immanuel Timoty Siahaan
Anak kami yang ketiga memberikan kebahagian tersendiri yang sangat luar biasa. Karena dua anak kami sudah sepasang, harapan kami anak yang ketiga, laki-laki atau perempuan biarlah Tuhan yang memberikan. Lahir pada Selasa 11 Nopember 2008, sekitar pukul 10.45 WIB di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, anak kami yang ketiga lahir dengan normal. Kami berikan namanya Timoty karena dalam Alkitab, Paulus dan Timoty adalah bersahabat dalam pemberitaan firman Tuhan. Paulus yang terkenal besar memberitakan Kristus, juga bersahabat dengan Timoty dalam tugas yang sama. Itulah harapan kami kepada kedua anak kami laki-laki ini, tetap bersahabat dan saling melengkapi dalam tugas memberitakan anugerah Tuhan. Dan nama 'Immanuel' adalah sebagai ungkapan penyertaan Tuhan dalam perjalanan keluarga kami.

Biarlah kepintaran, kebijaksanaan, kesehatan dan umur panjang diberikan Tuhan kepada ketiga anak kami ini. Sepanjang kami tetap mendidik, mengajari dan membesarkan mereka, Tuhanlah yang tetap memberikan kuasaNya kepada mereka. Sehingga harapan Tuhan terhadap mereka bertiga, kelak terpancar dalam kehidupan mereka dengan masyarakat sekeliling.

Itu juga harapan kami berdua kepada ketiga anak yang kami sayangi ini. Walau dengan keterbatasan kemampuan kami, namun dengan keyakinan kepada Tuhan, kalian akan mendapat dan menjadi saluran berkat dari Tuhan. Tetaplah tempatkan Tuhan dalam setiap pemikiran dan langkahmu. Kelak IA yang berkuasa atas langit dan bumi akan menyertai hidupmu sepanjang masa.

Horas
Pekanbaru, 22 Mei 2014