Kamis, 17 April 2014

Pemilu Damai 2014

Pemilu Damai 9 April 2014

Suatu kemajuan yang patut dibanggakan, pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) yang baru dilaksanakan Rabu 9 April 2014 lalu. Dengan jumlah partai peserta hanya 12 (1. Partai Nasdem, 2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 3.Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), 5.Partai Golkar, 6.Partai Gerindra, 7.Partai Demokrat, 8. Partai Amanat Nasional (PAN), 9.Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 10.Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), 11.12.13, 14.Partai Bulan Bintang (PBB), 15.Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ( PKPI)). Tampil pemenang versi Quick Count LSI, PDIP dengan perolehan 19,73%. Keberhasilan pemilu ini menunjukkan bahwa Rakyat Indonesia masih memegang teguh perlunya kesatuan bangsa, walau berbeda pilihan politik. Pemilu 2009 yang dimenangkan Partai Demokrat, pada Pemilu kali ini menjadikan Demokrat pada urutan ke 4, dengan perolehan suara hanya 9 %.

Banyak kalangan menilai kegagalan Pemilu kali ini pada sisi lemahnya kualitas para caleg. Apalagi politik uang yang semakin tidak terlihat dipermukaan, tetapi terasa bagi rakyat. Mereka yang banyak menggelontorkan dana, sepertinya lebih dikenal warga dari pada mereka yang hanya berbicara akan melakukan pengabdian yang tulus sebagai wakil rakyat. Memang hasilnya belum diumumkan KPU. Tapi indikasi dari bergulirnya seputar pilihan para warga adalah seputar pilihan tersebut. Dan inilah yang menodai demokrasi dan pemilu kali ini.

Lalu apakah pilihan yang telah dijatuhkan rakyat tersebut akan berdampak buruk pada kinerja legislatif ke depan? Jelas ya. Karena ternyata, alam lingkungan Indonesia yang agraris, penuh air, lumpur dan rawa kurang diminati untuk dikunjungi para pemilik modal alias orang berduit yang menjadi caleg dan mungkin menang. Padahal, penderitaan rakyat terbanyak ada di sana.  Dan anehnya, mereka yang menderita itu pun banyak seolah tidak peduli dengan persoalan yang dihadapi, dengan tidak memberikan hak suaranya, dan tidak peduli dengan pelaksanaan pemilu.

Damainya pemilu legislatif tentu harus di syukuri bangsa ini untuk terus dipelihara. Menodai Pemilu dengan tindakan yang menyimpang dari penghormatan terhadap Demokratisasi perlu untuk segera diantisipasi seluruh warga masyarakat. Sportif dalam memilih, dewasa dalam pilihan, akan mempersiapkan negeri ini menuju Indonesia Jaya. Majulah Indonesia.

April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar